ASKEP DIABETUS MELITUS

BAB 1
TINJAUAN KASUS
1.1 Tinjauan Medis
1.1.1 Pengertian
     Diabetus Melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, syaraf dan pemeriksaan dengan mikroskop elekteon ( Suyono , 2009 )
1.1.2 Etiologi
1. Gangguan pada pembentukan insulin, misalnya : Penyakit pada pankreas yaitu :
1) Pankreatitis
2) Trauma pada pankreas
3) Gangguan pembuluh darah pankreas
2. Herediter kurang lebih 25 %
3. Gangguan pada otot yaitu hipofise
1.1.3 Fisiologi
dm

Keterangan :
Sel b Pankreas menghasilkan insulin, kemudian insulin bekerja untuk mengubah glukosa menjadi glukagon menghasilkan kadar glukasa darah normal.
1.1.4 Patofisiologi
patfis DM

Keterangan :
Gangguan pada pembentukan insulin,herediter kurang lebih 25 % dan gangguan pada otot, menyebabkan sel b pankreas rusak sehingga terjadi defisiensi insulin berat mengakibatkan menurunya ambilan glukosa, peningkatan katabolisme protein dan peningkatan lipofisis. Peningkatan ambilan glukosa mengakibatkan hiperglikemia, sehingga terjadi hiperosmolalitas dan diuresis osmotik, yang menyebabkan kehilangan elektrolit urine, kehilangan hipotonik sehingga mengalami penipisan volume dan mengakibatkan potensial komplikasi syok hipovolemik. Sedangkan peningkatan katabolisme protein mengakibatkan peningkatan kehilangan nitrogen dan asm amino, sehingga terjadi peningkatan glikoneogenesis mengakibatkan hiperglikemi dan vaskulopati, menyebabkan gangguan penyembuhan ulkus, terjadi infeksi kemudian timbul ganggren, sedangkan peningkatan lipolisis mengakibatkan peningkatan gliserol menjadi peningkatan glukoneogenesis dan peningkatan lipolisis juga akan mengakibatkan peningkatan ketonuria, sehingga kehilangan elektrolit urine, peningkatan ketonemia, juga mengakibatkan ketoasidosis sehingga mengalami asidosis metabolik dan terjadi nafas kusmaul menyebabkan gangguan pola nafas.
1.1.5 Klasifikasi Diabetus Melitus
1. D M type tergantung insulin ( type I )
2. D M type tidak tergantung insulin ( type II )
1) Gemuk
2) Tidak gemuk
3. D M type lain tang berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu
1) Penyakit pankreas
2) Hormonal
3) Obat / bahan kimia
4) Kelainan reseptor
5) Kelainan genital
1.1.6 Manifestasi klinis
1. Fase akut
1) Gejala 3P yaitu :
( 1 ) Poly fagia
( 2 ) Poly uria
( 3 ) Poly dipsi
2) Berat badan meningkat
2. Fase lanjut
1) Gejala 2p
2) BB menurun
3) Keadaan lain
( 1 ) Mudah lelah
( 2 ) Mual
( 3 ) Kesemutan
( 4 ) Gatal
4) Mata kabur
5) Nyeri sendi
6) Impotensi pada pria
7) Pruritus vulva pada wanita
3. Pemeriksaan penunjang
1) Perlu dilakukan pada kelompok dengan resiko tinggi untuk DM antara lain :
( 1 ) Usia lebih 40 tahun
( 2 ) Obesitas
( 3 ) Hipertensi
( 4 ) Riwayat kelurga DM
( 5 ) Riwayat kelahiran dengan BB lebih dari 4 kg
( 6 ) Riwayat DM pada kehamilan
( 7 ) Dislipidemia
2) Dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah sewaktu- waktu, kadar glukosa darah puasa
3) Tes toleransi glukosa oral (TTGO )
4. Penatalaksanaan
Dalam hal0hal yang perlu diperhatikan antara laian :
1. Motivasi
Pasien diberitahu bahwa penyakit DM tidak dapat disembuhjan , tapi kadar gula darah dapat diturunkan, jadi harus ada kerja sama dengan pasien
2. Diit
1) Tujuan Diit
( 1 ) Mengakibatkan pertumbuhan yang normal
( 2 ) Mengarahkan BB normal
( 3 ) Mempertahankan GD normal
( 4 ) Mencegah / menunda komplikasi
2) Pedoman Diit
( 1 ) Jumlah
Relatif body wheight (RBW)
RBW : BB / TB – 100 x 100%
Klasifikasi :
- Kurus ( under weight ) < 70 %
- Un Over nutrisi < 80 %
- Normal 90- 110 %
- Gemuk (over wheight) 110-120 %
- Obesitas >120 %
Pedoman pemberian kalori
- Kurus : BB x 40-60 kal
- Normal : BB x 30 kal
- Gemuk : BB x 20 kal
- Obesitas: BB x 10-15 kal
( 2 ) Jadwal
Jadwal pemberian 3 jam dengan cara bergantian antara snak dengan makanan
( 3 ) Jenis
Jenis bahan makanan yang boleh diberikan adalah golongan B yaitu apel, pisang kopok, pepaya, kedondong, tomat.
1.2 Tinjauan Asuhan keperawatan
1.2.1 Pengkajian
1.2.1.1 Pengkajian Diabetus Melitus
Pemeriksaan fisik
1) Aktifitas atau istirahat
Gejala : lemah, letih, lesu, sulit bergerak atau berjalan, kram, tonus otot menurun, gangguan istirahat atau tidur.
Tanda : Takikardi dan takipnea pada keadaan istirahat / dengan aktifitas, disorientasi, koma, penurunan kekuatan otot.
2) Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan lama.
Tanda : Takikardi,perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi yang menurun / tak ada, kulit panas, kering dan kemerahan, bola mata cekung.
3) Integritas Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finanial yang berhubungan dengan kondisi
Tanda : Ansietas, peka rangsang
4) Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih ( polyuria ) nokturia rasa nyeri / terbakar, kesulitan berkemih, ( infeksi ), ISK baru atau berulang, nyeri tekan abdomen,diare.
Tanda : Urine encer, pucat, kuning,polyuria ( dapat berkembang menjadi oliguria / anuria jika terjadi hipovolemi berat ), urineberkabut, bau busuk, ( infeksi ), abdomen keras adanya asites, bisinng usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare)
5) Makanan atau cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual/ muntah,tidak mengikuti diit, penurunan pemasukan diit karbohidrat atau glukosa, penurunan berat badan lebih dari beberapa hari / minggu, haus, penggunaan diuretik (tiazid )
Tanda : Kulit kering atau bersisik,turgor kulit jelek, kekakuan / distensi abdome, muntah pembesaran tiroid,(peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula darah) bau manis/ buah ( nafas aseton )
6) Neuro sensori
Gejala : Pusing atau pening sakit kepala kesemutan , kebas, kelemahan pada otot, parestesia gangguan penglihatan
Tanda : Disorientasi, mengantuk, letargi, stupor,/koma, (tahap lanjut ) gangguan memory, ( baru, masa lalu ) kacau mental, reflek tendon dalam ( RTD ) menurun ( koma) aktifitas kejang ( tahap lanjut dari DKA )
7) Nyeri atau kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang / nyeri, ( sedang / berat )
Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
8) Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanps sputum purulen ( tergantung adanya infeksi atau tidak )
Tanda : lapar udara, batuk, dengan / tanpa putum purulen ( infeksi ) frekwensi pernafasan
9) Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam, diaforosis, kulit rusak, lesi, menurunnya kekuatan umum, rentang gerak, parastesia, paralisis otot termasuk otot pernafasan
10) Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi ) masalah impoten pada pria, kesulitan orgasme pada wanita
1.2.2 Rencana Asuhan Keperawatan
1.2.2.1 Diagnosa Keperawatan
1) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan ambilan dan penggunaan glukosa oleh jaringan tubuh yang ditandai dengan penurunan berat badan, kelemahan kelelahan, tonus otot buruk.
Tujuan : Nutrisi tubuh terpenuhi secara adekuat
KH :
  • Berat badan stabil
  • Menunjukkan tingkat energi biasanya
  • Pasien tidak mual muntah
  • Tonus otot baik
  • Mencerna jumlah kalori / nutrien yang tepat
Intervensi dan Rasional :
(1) Timbang berat badan setiap hari sesuai dengan indikasi
R/ Mengkaji Pemasukan makanan yang adekuat (absorsi dan ltrafiltrasi )
(2) Auskultasi bising usus catat adanya nyeri abdomen / kembung, mual muntah, makanan yang belum sempat dicerna pertahankan keadaan puassa sesuai indikasi
R/ Penurnan pengosongan lambung dan motilitas usus yang rendah mengisyaratkan adanya neuropati otonom yang mempengaruhi saluran pencernaan dan memerlukan pengobatan secara simtomatik
(3) Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan ( nutrient ) dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui pemberian cairan oral
R/ Pemberian makanan melalui oral lebih baik jika pasien sadar dan fungsi gastrointestinal baik
(4) Identifikasi makanan yang disukai termasuk kebutuhan etnik / kultural
R/ Jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dalam perencanaan makan kerja sama ini dapat diupayakan setelah pulang
(5) Berikan pengobatan insulin secara teratur dengan metode IV secara intermiten
R/ Insulin reguler memiliki awitan cepat dan karenanya dengan cepat pula dapat membantu memindahkan glukosa ke dalam sel
2) Kekurangan volume cairan b/d Diuresis osmotik sekunder pada hiperglikemia, yang ditandai dengan peningkatan 3 haluaran urine, urine encer, kelemahan , haus, penurunan berat badan tiba-tiba, kulit, membran mukosa kering , turgor kulit bururk, hipotensi, takikardia, penambahan pengisian kapiler.
Tujuan : Cairan tubh terpenuhi secara adekuat
KH :
  • TTV stabil
  • Turgor kulit dan pengisian kapiler baik
  • Haluaran kulit dan pengisian kapiler bak
  • Galuaran urine tepat secara individu
  • Kadar elektrolit dalam batas normal
Intervensi dan Rasional
1. Pantau tanda – tanda vital, catac adanya perubahan TD osmotic, dehidrasi.
R : Hipovelemia dapat dimanisfestasikan oleh hipotensi dan takikardia
2. Pantau frekwensi dan kualitas pernafasan, penggunaan otot Bantu nafas, dan adanya periode apnea, munculnya sianosis.
R : Koreksi hiperglikemia dan asidosis akan menyebabkan palo frekwensi pernafasan mendekati normal.
3. Kaji warna kulit dan kelembapannya
R : Kelempaban kulit yang kering sebagai cermin dehidrasi
4. Ajarkan minum 6 – 7 gelas perhari
R : menambah cairan dalam tubuh
5. Pantau intake output
R : mengetahui jumlah intake output yang keluar
6. Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml / hari dalam batas yang dapat ditoleransi oleh jantung jika pemasukan cairan melalui oral sudah dapat diberikan.
R : Mempertahankan volume sirkulasi
Evaluasi
  1. Nutrisi dalam tubuh terpenuhi
  2. Berat badan bertambah
  3. Mengurangi dehidrasi
  4. Mencukupi kebutuhan cairan dalam tubuh

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.
Doengoes, Marilyn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Sjamsuhidayat R dan Wim De Jong. (1998). Buku Ajar Ilmu Bedah. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Brunner dan Suddarth. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Oswari E. (2000). Bedah dan Perawatannya. Edisi 3. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.































































































































































Jangan lewatkan informasi menarik lainnya yang akan kami kirim via email kepada anda

0 Response to "ASKEP DIABETUS MELITUS"


Memuat...