ASKEP DIARE

BAB 1

TINJAUAN TEORI DIARE

 

1.1 TINJAUAN MEDIS

1.1.1 DEFINISI

Diare adalah buang air besar (defekasi)  dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengah padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. (Mansjoer,A.1999,501).

Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. (Purnomo, 2008).  

Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).

 

1.1.2 ETIOLOGI

1.      Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus (Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).

2.      Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak).

3.      Faktor malabsorbsi : Karbohidrat, lemak,  protein.

4.      Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak kurang matang.

5.      Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.


1.1.3 PATOFISIOLOGI

 

Screen Shot 11-22-16 at 08.49 AM

 

1.1.4 PENATALAKSANAAN DIARE

1.1.4.1 Rehidrasi

1)   Jenis Cairan

(1)   Cara rehidrasi oral

a.       Formula lengkap (NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa) seperti oralit, pedyalit setiap kali diare.

b.      Formula sederhana ( NaCl dan sukrosa)

(2)   Cara parenteral

a.       Cairan I  : RL dan NS

b.      Cairan II : D5  ¼ salin,nabic. KCL

      D5 : RL = 4 : 1  + KCL

      D5 + 6 cc NaCl 15 % + Nabic (7 mEq/lt) + KCL

c.       HSD (half strengh darrow) D ½  2,5 NS cairan khusus pada diare usia > 3 bulan.

2)      Jalan Pemberian

(1) Oral  (dehidrasi sedang, anak mau minum, kesadaran baik)

(2) Intra gastric ( bila anak tak mau minum,makan, kesadaran menurun)

3)   Jumlah Cairan ; tergantung pada :

(1) Defisit ( derajat dehidrasi)

(2) Kehilangan sesaat (concurrent less)

(3)   Rumatan (maintenance).

4)      Jadwal / kecepatan cairan

(1)   Pada anak usia 1- 5 tahun dengan pemberian 3 gelas bila berat badanya kurang lebih 13 kg : maka pemberianya adalah :

                                                 a.      BB (kg) x 50 cc

                                                b.      BB (kg) x 10 – 20 = 130 – 260 cc setiap diare = 1 gls.

(2)   Terapi standar pada anak dengan diare sedang :

      + 50 cc/kg/3 jam  atau 5 tetes/kg/mnt

1.1.4.2 Terapi

1)   Obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari dengan dosis minimal 30 mg

klorpromazine 0,5 – 1 mg / kg BB/hari

2)      Obat anti spasmotik : Papaverin, opium, loperamide

3)      Antibiotik :  bila penyebab jelas, ada penyakit penyerta

 

1.1.4.3 Dietetik

1)  Umur > 1 tahun dengan BB>7 kg, makanan  padat / makanan cair atau susu

2)      Dalam keadaan malbasorbsi berat serta alergi protein susu sapi dapat diberi elemen atau semi elemental formula.

3)   Supportif

4)  Vitamin A 200.000. IU/IM, usia 1 – 5 tahun

 

1.2 TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN

1.2.1 PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1)      Identitas

Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi  usus asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya .

2)      Keluhan Utama

BAB lebih dari 3 x

3)      Riwayat Penyakit Sekarang

BAB warna kuning kehijauan, bercampur lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari (diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).

4)      Riwayat Penyakit Dahulu

Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakaian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak.

5)      Riwayat Nutrisi

Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan.

6)      Riwayat Kesehatan Keluarga

Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.

7)      Riwayat Kesehatan Lingkungan

Penyimpanan  makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat tinggal.

8)      Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan

(1)   Pertumbuhan

a.       Kenaikan BB karena umur 1 –3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata 2 kg),  PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun.

b.      Kenaikan lingkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua dan seterusnya.

c.       Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan gigi taring, seluruhnya berjumlah 14 – 16 buah

d.      Erupsi gigi : geraham perama menyusul gigi taring.

(2)   Perkembangan

a. Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud.

Fase anal :

Pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido, mulai menunjukan keakuannya, cinta diri sendiri/ egoistic, mulai kenal dengan tubuhnya, tugas utamanyan adalah latihan kebersihan, perkembangan bicara dan bahasa (meniru dan mengulang kata sederhana, hubungan interpersonal, bermain).

b.      Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson.

Autonomy vs Shame and doundt

Perkembangan ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari anak toddler dari lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh Dario kemam puannya untuk mandiri (tak tergantug). Melalui dorongan orang tua untuk makan, berpakaian, BAB sendiri, jika orang tua terlalu over protektif menuntut harapan yanag terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu seperti juga halnya perasaan tidak mampu yang dapat berkembang pada diri anak.

c.       Gerakan kasar dan halus, bicara, bahasa dan kecerdasan, bergaul dan mandiri : Umur 2-3 tahun :

a)      Berdiri  dengan satu kaki tanpa berpegangan sedikitpun  2 hitungan

b)      Meniru membuat garis lurus

 

c)      Menyatakan keinginan   sedikitnya dengan dua kata

d)     Melepas pakaian sendiri

9)      Pemeriksaan Fisik

a.       Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar,

b.      Keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.

c.       Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1 tahun lebih

d.      Mata : cekung, kering, sangat cekung

e.       Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum

f.       Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis metabolic (kontraksi otot pernafasan)

g.      Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada diare sedang .

h.       Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu meningkat > 375 0 C, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.

i.        Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.

j.        Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang berupa perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon yang ditunjukan adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.

10)        Pemeriksaan Penunjang

1)      Laboratorium :

(1)   feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida

(2)   Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi

(3)   AGD : asidosis metabolic (Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2 meningkat, HCO3 menurun)

(4)   Faal ginjal : UC meningkat (GGA)

2)      Radiologi : mungkin ditemukan bronchopneumoni


1.2.2  DIAGNOSA KEPERAWATAN

1)         Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output berlebihan dan intake yang kurang

2)         Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder terhadap diare.

3)         Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi diare.

4)         Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun terus menerus.

5)         Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive

 

1.2.3  INTERVENSI KEPERAWATAN

1.2.3.1  Diagnosa 1: Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder terhadap diare

Batasan karakteristik

Mayor:

 -Ibu pasien mengatakan pasien berak air > 3x

Minor:

 -Pasien tampak lemas,

 -Badan pasien panas

 -Turgor kulit turun

 -Mukosa bibir kering, konjungtiva pucat.

 

Tujuan       : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam keseimbangan dan elektrolit dipertahankan secara maksimal

Kriteria hasil :

(1)   Tanda vital dalam batas normal (P : 60-120x/mnt, S; 36-37,50  c, RR : < 40 x/mnt )

(2)   Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak cekung.

(3)   Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari

Intervensi :

1)        Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit

R/ Penurunan sirkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekatan urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit

2)        Pantau intake dan output

R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak aadekuat untuk membersihkan sisa metabolisme.

3)        Timbang berat badan setiap hari

R/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan kehilangan cairan 1 lt

4)        Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada klien, 2-3 lt/hr

R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral

5)        Kolaborasi :

-          Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)

R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal (kompensasi).

-          Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur

R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.

-          Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)

R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar seimbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.

 

1.2.3.2 Diagnosa 2      : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan out put

Batasan Karakteristik

Mayor            : asupan tidak adekuat, penurunan berat badan

Minor             :

-          Berat badan 10% sampai 20% atau lebih di bawah berat badan ideal

-          Lipatan kulit trisep, lingkar lengan tengah, dan lingkar lengan tengah kurang dari 60% standar pengukuran

-          Kelemahan otot dan nyeri tekan

-          Peka rangsang mental dan kekacauan mental

-          Penurunan albumin serum

-          Penurunan transferin serum atau penurunan kapasitas ikatan besi  

Tujuan                 : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil   :

(1)     Nafsu makan meningkat

(2)     BB meningkat atau normal sesuai umur

Intervensi :

1)        Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan air terlalu panas atau dingin)

R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi lambung dan saluran usus.

2)        Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau  yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan dalam keadaan hangat

R/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.

3)        Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan

R/ Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan

4)        Monitor  intake dan out put dalam 24 jam

R/ Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan.

5)        Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :

a. terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu

b.obat-obatan atau vitamin ( A)

R/ Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses pertumbuhan

 

1.2.3.3 Diagnosa 3 : Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan   peningkatan frekwensi BAB (diare)

Batasan Karakteristik

Mayor      : Gangguan jaringan epidermis dan dermis

Minor       :

-                    Pencukuran

-                    Lesi

-                    Eritema

Tujuan            : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam integritas kulit tidak terganggu

Kriteria hasil :

(1)   Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga

(2)   Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benar

Intervensi :

1)        Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur

R/ Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman

2)        Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah dan mengganti pakaian bawah serta alasnya)

R/ Mencegah terjadinya iritasi kulit yang tak diharapkan oleh karena kelebaban dan keasaman feces

3)        Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam

R/ Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak terjadi iskemi dan irirasi

 

1.2.3.4 Diagnosa 4      : Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive

Batasan Karakteristik

Mayor        :  

-          Kekhawatiran

-          Penyempitan fokus

-          Takut yang tiba-tiba

-          Kurangnya perhatian

Minor        :

-          Menangis

-          Melarikan diri

-          Disfungsi imobilitas

-          Menyerang

-          Banyak bicara/bertanya

-          Tingkah laku kompulsif

-          Terlalu waspada

Tujuan             : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, klien mampu beradaptasi

Kriteria hasil    :  Mau menerima  tindakan perawatan, klien tampak tenang

 Intervensi :

1)      Libatkan keluarga dalam melakukan  tindakan perawatan

R/ Pendekatan awal pada anak melalui ibu atau keluarga

2)      Hindari persepsi yang salah pada perawat dan RS

R/ mengurangi rasa takut anak terhadap perawat dan lingkungan RS

3)      Berikan pujian jika klien mau diberikan tindakan perawatan dan pengobatan

R/ menambah rasa percaya diri anak akan keberanian dan kemampuannya

4)      Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik verbal maupun non verbal (sentuhan, belaian dll)

R/ Kasih sayang serta pengenalan diri perawat akan menumbuhkan rasa aman pada klien.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6. EGC. Jakarta.

Doengoes,2000. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. EGC. Jakarta

Mansjoer,A.1999. Kapita Selekta. EGC. Jakarta

Ngastiyah. 1997.  Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta

Purnomo, 2008.  Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta

Jangan lewatkan informasi menarik lainnya yang akan kami kirim via email kepada anda

0 Response to "ASKEP DIARE"


Memuat...