BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Masalah Utama
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran
1.2 Proses Terjadinya Masalah
1.2.1 Definisi
Halusinasi adalah gangguan penyerapan tanpa adanya rangsangan apapun pada seorang klien yang terjadi dalam keadaan sadar dan terbangun yang mana dasarnya organik, psikotik, fungsional ataupun histerik.(W.F. Maramis : 119)
Perubahan Persepsi Sensori adalah suatu keadaan seseorang atau individu mengalami suatu perubahan dalam jumlah pola stimulus yang dihubungkan dengan suatu kekurangan, kelebihan, distansi/kegagalan dalam berespon terhadap stimulus (W.F Maramis, 1980 :119)
Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata artinya klien menginterprestasikan sesuatu yang nyata/ rangsangan dari luar (kumpulan proses keperawatan FKUI tahun 1999)
1.2.2 Tanda dan Gejala
1) Klien lebih suka diam dan bila ditanya tatapan matanya kosong
2) Klien sering menyendiri
3) Menarik diri
4) Klien mendengar suara (mengejek, menertawakan, mengancam, memerintah) dan bunyi namun tidak nyata.
5) Hambatan dalam belajar bicara
6) Daya ingat menurun
7) Tersenyum sendiri
8) Tiba-tiba marah
9) Terlihat percakapan dengan mati
10) Menggerak-gerakkan mulut seperti sedang berbicara (Buku saku Keperawatan Jiwa 1998:306)
1.2.3 Penyebab
1) Gangguan mental organik
2) Adanya waham
3) Keadaan afek (alam perasaan) seseorang
4) Panik menarik diri
5) Stres berat, mengancam ego yang lemah
Fase halusinasi
- fase pertama / comfort (ansietas sedang)
1) Klien mengalami stress, cemas. Perpisahan, kesepian yang memuncak yang tidak dapat diselesaikan.
2) Klien mulai melamun dan memikirkan hal-hal yang menyenangkan
- fase kedua / condeming (ansietas berat)
1) Kecemasan meningkat yang berhubungan dengan pengalaman interpersonal dan eksternal, melamun, berpikir sendiri jadi pedoman
2) Mulai diresahkan oleh bisikan yang tidak jelas
3) Klien tidak ingin orang lain tahu dan ia tetap dapat mengontrol
- fase ketiga / controlling (ansietas berat)
1) Bisikan suara : Isi halusinasi makin menonjol, menguasai dan mengontrol klien,
2) Klien menjadi terbiasa dan menjadi tidak percaya dengan halusinasinya
- fase keempat / conquering (panic)
1) Halusinasi berubah menjadi mengancam, memerintah dan mempengaruhi klien
2) KLien menjadi takut, tidak percaya, hilang control dan tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain di lingkungannya
1.2.4 Akibat
1) Gangguan orientasi realitas
2) Gangguan hubungan interpersonal : Menarik diri
3) Gangguan komunikasi verbal dan nonverbal
4) Koping individu tidak efektif
5) Gangguan persepsi: Halusinasi dengar
6) Gangguan perawatan mandiri
7) Koping keluarga tidak efektif
8) Potensial melukai diri sendiri dan orang lain
9) Potensial amuk
10) Potensial gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
11) Potensial kambuh
1.3 Pohon Masalah
1.4 Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji
Masalah Keperawatan | Data Yang Perlu Dikaji |
1. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
| DS : 1. Klien mengatakan ingin marah bila mendengar suara-suara 2. Klien mengatakan takut dengan apa yang dilihatnya DO : 1. Klien bicara sendiri 2. Klien gelisah dan merasa ketakutan 3. Muka merah 4. Klien merusak diri sendiri 5. Sering memaksakan kehendak 6. Menyalahkan diri sendiri 7. Nada suara tinggi
|
2. Perubahan sensori persepsi, halusinasi dengar
| DS : Klien mendengar bisikan suara DO : 1. Klien sering bicara, tersenyum dan tertawa sendiri 2. Ekspresi wajah tegang 3. Tidak dapat memusatkan perhatian
|
Isolasi diri : Menarik diri | DS : Klien mengatakan tidak cocok dengan orang lain DO : 1. Klien sering menyendiri 2. Bicara klien lembut 3. Klien berbicara sambil menunduk 4. Kontak mata kurang, bila diajak komunikasi 5. Klien tidak mampu memulai pembicaraan 6. Suara pelan bila berbicara 7. Ekspresi wajah sedih |
1.5 Diagnosa Keperawatan
1. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan b.d halusinasi dengar
2. Perubahan sensori persepsi : halusinasi dengar b.d menaik diri
3. Kerusakan interaksi sosial : Menarik diri b.d harga diri rendah
1.6 Rencana Tindakan
Dx I : Resti menciderai diri sendiri dan orang lain b/d halusinasi dengar
TUM : klien tidak menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
TUK :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengenal halusinasinya
3. Klien dapat mengontrol halusinasinya
4. Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
5. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
TUK 1
Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Kriteria evaluasi :
1. Ekspresi wajah bersahabat
2. Menunjukkan rasa senang
3. Adak kontak mata
4. Mau berjabat tangan
5. Mau menyebutkan nama
6. Mau menjawab salam
7. Klien mau duduk berdampingan dengan perawat
8. Klien mau mengutarakan masalah yang dihadapi
Intervensi :
1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2. Perkenalkan diri dengan sopan
3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
4. Jelaskan tujuan pertemuan
5. Jujur dan menepati janji
6. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7. Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien
TUK 2 :
Klien dapat mengenal halusinasinya
Kriteria evaluasi :
1. Klien dapat menyebutkan waktu, isi, frekuensi timbulnya halusinasi
2. Klien dapat mengungkapkan perasaan terhadap halusinasinya
Intervensi
1. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
2. Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya (Bicara dan tertawa tanpa stimulus, memandang kekiri / kanan / kedepan seolah ada teman bicara)
3. Bantu klien mengenal halusinasinya
1) Jika menemukan klien yang sedang halusinasi,tanyakan apakah ada suara yang di dengar. Jika klien menjawab ada,lanjutkan apa yang dikatakan
2) Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu namun perawat sendiri tidak mendengarnya (dengan nada bersahabat tanpa menuduh /menghakimi)
3) Katakan bahwa klien lain juga ada seperti klien
4) Katakan bahwa perawat akan membantu klien
4. Diskusi dengan klien
1) Situasi yang menimbulkan/tidak menimbulkan halusinasi
2) Waktu ada frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, sore dan malam / jika sedih, jengkel / sendiri)
5. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi ( marah, takut, sedih, senang ) beri kesempatan mengungkapkan perasaannya
TUK 3 :
Klien dapat mengontrol halusinasinya
Kriteria evaluasi :
1. Klien dapat menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya
2. Klien dapat meneybutkan cara baru
3. Klien dapat memilih cara mengatasi halusinasinya
4. Klien dapat melaksanakan cara yang telah dipilih untuk mengendalikan halusinasinya
5. Klien dapat mengikuti TAK
Intervensi :
1. Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri, dll )
2. Diskusikan manfaat dan cara yang digunakan klien, jika bermanfaat berikan pujian
3. Diskusikan cara baru untuk memutus / mengontrol timbulnya halusinasi
1) Katakan “ Saya tidak mau dengar kamu “ (pada saat halusinasi terjadi)
2) Menemui orang lain ( perawat / teman / anggota keluarga ) untuk bnercakap-cakap / mengatakan halusinasi yang didengar
3) Membuat jadwal kegiatan sehari-hari agar halusinasi tidak sempat muncul
4) Meminta keluarga / teman / perawat menyapa jika tampak bicara sendiri
4. Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasi secara bertahap
5. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih, evaluasi hasilnya dan beri pujian jika berhasil
6. Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita, simulasi persepsi
TUK 4 :
Klien dapat dukungan dari keluarga jika terjadi halusinasinya
Kriteria evaluasi :
1. Keluarga dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
2. Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan tindakan untuk mengendalikan halusinasi
Intervensi :
1. Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika terjadi halusinasi
2. Diskusikan dengan keluarga ( pada saat keluarga berkunjung atau pada saat kunjungan rumah )
1) Gejala halusinasi yang dialami klien
2) Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi
3) Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi dirumah : memberi kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, berpergian bersama
4) Beri informasi waktu follow up, kapan perlu mendapat bantuan, halusinasi tidak terkontrol dan resiko menciderai orang lain
TUK 5 :
Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
Kriteria evaluasi :
1. Klien dan keluarga dapat menyebutkan manfaat obat, dosis dan efek samping obat
2. Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar
3. Klien dapat informasi tentang manfaat dan efek samping obat
4. Klien memahami akibat berhentinya obat tanpa konsultasi
5. Klien dapat menyebutkan prinsip lima benar penggunaan obat
Intervensi :
1. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat obat
2. Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya
3. Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping obat yang dirasakan
4. Diskusikan akibat berhenti obat tanpa konsultasi
5. Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 tepat
0 Response to "ASKEP HALUSINASI"
Posting Komentar